Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Menjadi Versi Terbaik Perspektif Islam


Self Improvement (pengembangan diri) merupakan topik yang saat ini cukup populer dikalangan anak muda. Banyak saat ini anak muda yang sedang mencari cara agar dapat menjadi versi terbaik versi dirinya, yang tentunya bagaimana agar lebih produktif, lebih tenang, lebih bijak, dan tentunya lebih bahagia. Tapi tahukah kamu, bahwa sebenarnya sebelum adanya istilah “self-improvement” ini ramai diperbincangkan di media sosial, Islam sudah terlebih dahulu mengenalkan konsep pengembangan diri secara mendalam dan menyeluruh.

Islam bukan hanya tentang bagaimana hubungan antara sesama manusia, atau antara manusia dan Tuhan terjalin dengan baik, tetapi juga terhadap manusia dan dirinya sendiri tersebut. Rasulullah ﷺ menganjurkan bahwa pengembangan diri bukan hanya sekadar menjadi lebih sukses secara materi di duniawi, tetapi bagaimana menjadi lebih utuh sebagai manusia. Bagaimana kita sebagai manusia dapat lebih jujur, lebih bersabar, lebih sadar terhadap kemampuan diri, dan lebih bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Nabi Muhammad ﷺ merupakan contoh yang paling sempurna dari manusia yang selalu terus-menerus memperbaiki diri, meskipun beliau sudah dijamin surganya oleh Allah.

Islam, secara khususnya dari Nabi ﷺ memberikan pandangan tentang menjadi versi terbaik diri. Terdapat 3 nilai utama yang menunjukkan bahwa Islam sangat mendukung self-improvement yang sehat, terarah, dan penuh dengan makna.

1. Yang Terbaik yang Paling Bermanfaat

Nabi ﷺ pernah bersabda, sering dikutip dan menjadi motivasi setiap individu untuk melakukan pengembangan diri antar individu,“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad, Thabrani)

Kalimat ini sangat sederhana, namun mengandung makna yang dalam. Standar kebaikan seseorang itu tidak dapat diukur dari tampak luarnya, apa jabatannya, apa pencapaian pribadinya. Namun lebih kepada seberapa besar manfaat yang sudah dihadirkan untuk orang lain. Apakah keluargamu sudah merasa terbantu dengan kehadiranmu? Apakah teman-teman kamu sudah merasa tenang saat ada kamu? Apakah lingkunganmu jadi lebih baik karena adanya kontribusi yang kamu berikan?

Menjadi versi terbaik dari diri, bukan hanya tentang menjadi lebih “kaya” dari tetanggamu atau lebih “hebat” dari rekan kerjamu, tapi bagaimana agar dirimu menjadi lebih peduli, lebih berguna, dan lebih ringan dalam membantu orang lain. Rasulullah sendiri merupakan pribadi yang selalu hadir untuk umatnya, dengan tujuan menyapa yang lemah, memaafkan yang menyakiti, dan menolong yang membutuhkan pertolongan bahkan ketika beliau sedang lelah.

2. Proses Perbaikan Diri adalah Tanda Hidupnya Hati

"Orang yang paling cerdas adalah orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling baik dalam mempersiapkan bekal untuk kehidupan setelahnya." (HR. Ibnu Majah)

Jika dilihat dari sudut pandang Islam, pengembangan diri tidak terlepas dari kesadaran akan keterbatasan dalam menjalani hidup. Ketika seseorang sadar bahwa hidup ini singkat dan penuh dengan ujian, ia akan lebih mudah mengarahkan hidupnya ke hal-hal yang benar-benar berarti. Ia akan lebih sering untuk melakukan introspeksi diri, memaafkan, belajar dari kesalahan, dan tidak menghabiskan waktu untuk hal yang sia-sia.

Pengembangan diri menurut Islam bukan hanya tentang “skill dan prestasi”, namun juga bagaimana agar ketajaman hati dan ketenangan jiwa lebih mantap. Orang yang tahu ke mana arah tujuan hidupnya, akan lebih mudah dalam mengambil keputusan, lebih damai saat gagal, dan rendah hati ketika ada sebuah keberhasilan. Hatinya tenang, pikirannya jernih, dan akhlak yang lembut merupakan salah satu disiplin seseorang yang Growth (berkembang).

Inilah kualitas yang dibentuk oleh Islam: manusia tidak hanya dituntut untuk pintar, tapi juga sadar dan rendah hati.

3. Konsistensi walau Hal Kecil Lebih Dicintai Allah

Banyak orang yang gagal dalam melakukan improvement karena merasa harus langsung “jadi sempurna” terlebih dahulu baru ingin mulai melakukan sebuah kedisiplinan. Padahal Islam mengajarkan bahwa perubahan yang kecil pun asal dilakukan secara konsisten justru lebih utama. Nabi ﷺ bersabda, “Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang paling rutin, meskipun sedikit.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Jika ingin menjadi pribadi yang lebih disiplin, kamu tidak harus menunggu berubah 180 derajat kok untuk memulainya. Kamu bisa terlebih dahulu mulai dari hal kecil, seperti tidur lebih awal, membaca satu ayat per hari, menahan emosi saat merasa kesal, atau bangun lebih pagi 10 menit dari biasanya. Jika kamu konsisten, perubahan itu akan berakar dan bertahan lama.

Self-improvement dalam Islam hampir sama halnya dengan istiqamah, bukan kesempurnaan. Bahkan Rasulullah pun tidak mendorong umatnya untuk memaksakan diri dalam ibadah atau perubahan besar yang tidak bisa dilakukan secara konsisten. Islam memberi ruang yang luas bagi siapa pun yang ingin berkembang, meski dilakukan secara perlahan.

Islam tidak hanya sekadar membolehkan umatnya untuk melakukan improvement, namun mendorong umatnya agar terus tumbuh menjadi versi terbaik dari diri mereka. Tapi versi terbaik menurut Islam bukan tentang popularitas atau pencapaian duniawi semata, melainkan tentang kemanfaatan, kesadaran hati, dan konsisten dalam kebaikan.

Rasulullah ﷺ memberi contoh yang luar biasa, bahwa memperbaiki diri merupakan bagian dari ibadah, dan setiap usaha kita untuk menjadi lebih baik adalah langkah menuju ridho-Nya Allah.

Mulailah dari yang kecil, perbaiki satu per satu dalam hidupmu hari ini. Dalam Islam, tidak ada kebaikan yang sia-sia.
_____
Semoga bermanfaat

Post a Comment for "Menjadi Versi Terbaik Perspektif Islam"