Mengapa Orang di Sekitarmu Bodoh?
Mengapa orang-orang di sekitar kita begitu sulit memahami hal yang menurut kita sederhana? Dan entah kenapa mereka sering mengambil keputusan yang menurut kita keliru, percaya pada informasi palsu atau menyuarakan pendapat yang menurunkan sangat konyol.
Seketika hati mungil kita berbisik: “Mengapa mereka begitu bodoh?”
Pertanyaan ini sebenarnya bukan tentang mereka, melainkan tentang kita. Tentang persepsi kita, tentang harapan kita, dan tentang ego kita yang menyamar sebagai kebenaran.
Kita sering menyebut seseorang itu bodoh bukan karena orang itu tidak tau, tapi karena ia tidak mengetahui hal yang menurut kita lebih penting. Kita menyebut seseorang bodoh bukan karena ia tidak mampu berpikir, tetapi karena orang itu berpikir dengan cara yang berbeda dengan kita.
Kata bodoh bukan kata deskriptif, tetapi evaluatif. Karena kita tidak sedang menyampaikan fakta, kita sedang menilai sesuatu objek. Dibalik penilaian itu, tersembunyi satu hal yang salah yaitu amsumsi, bahwa kita sudah benar.
Manusia Tak Hidup dalam Realitas yang Sama
Kita dikelilingi oleh berbagai informasi, bukan informasi yang membuat cerdas atau bodoh melainkan kerangka berpikir kita bagaimana untuk membungkus informasi itu?
Seseorang yang percaya dengan teori konspirasi, tidak selalu malas berpikir. Justru sering kali mereka terlalu banyak berpikir, namun dengan arah yang melingkar ke dalam. Mereka tidak kurang akal, mereka hanya hidup dalam sistem logika yang berbeda.
Dua orang bisa sama-sama merasa waras, logis, dan cerdas, tetapi tidak akan pernah bisa untuk saling mengerti. Karena mereka tidak hidup dalam realitas yang sama.
Bodoh dalam banyak kasus hanyalah nama lain dari perbedaan perspektif yang tidak kita mengerti.
Kecewa pada Orang Bodoh Adalah Bentuk Keangkuhan
Jika kita kecewa karena orang lain tidak bisa “mengerti seperti yang kita pahami”. Hal ini sering membuat kita kecewa bukan karena mereka salah, melainkan karena kita terlalu yakin bahwa yang kita pahami sudah benar. Disaat itulah kebodohan berganti tempat, tidak lagi menjadi milik orang lain, tapi menyelinap ke dalam kesombongan diri kita sendiri. Kita mengira telah berada di puncak menara pemikiran yang tertinggi, padahal hanya berdiri di atas tumpukan asumsi yang "menurutku ini benar".
Epictetus seorang tokoh filsuf beraliran "Stoa" (aliran yang meyakini bahwa hidup selaras dengan alam), pernah berkata “It is impossible for a man to learn what he thinks he already knows.” Dalam dunia yang penuh dengan keyakinan mutlak, orang tak lagi belajar melainkan hanya saling menyatakan ilusi kebenaran masing-masing.
Tiga Jenis Kebodohan yang Perlu Kita Sadari
-
Kebodohan karena sistem : Banyak orang tampak bodoh bukan karena malas berpikir, tetapi karena sistem pendidikan, ekonomi, dan budaya yang memang membuatnya merasa ingin hidup mewah.
-
Kebodohan karena trauma : Banyak kasus yang ketika melakukan sebuah kesalahan kemudian menjadi korban bullying, pikirannya dihina, semangatnya dipatahkan, ditertawakan sehingga sering memilih diam dan berhenti berproses. Kebodohan, dalam hal ini adalah bentuk perlindungan dirinya menghindari hal-hal demikian.
-
Kebodohan karena diri sendiri yang tidak mau memahami : Mungkin mereka tidak bodoh, tetapi kita yang malas memahami dunia melalui kacamata mereka. Dan karena rasa malas itu kita lebih memilih label paling cepat “kamu bodoh.”
Jika kita sering merasa orang-orang di sekitar itu bodoh, bisa jadi kita memang hidup di tengah kebodohan yang nyata. Tapi bisa juga, kita hanya hidup dalam tempurung pemikiran kita yang sempit dan penuh ego. Karena ukuran kecerdasan bukanlah "siapa yang paling pintar", melainkan "siapa yang paling sabar memahami walaupun lambat".
Dan barangkali dunia ini tak butuh lebih banyak orang cerdas yang sombong seperti kita, Tapi butuh lebih banyak orang yang cukup jernih untuk berkata: “Saya pun bukanlah orang yang tau segalanya.”
_____
Post a Comment for "Mengapa Orang di Sekitarmu Bodoh? "