Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Estetiknya Kopi Susu dan Kesehatan Dompetmu

Menjadi generasi yang terlahir di era teknologi saat ini, membesar bersama media sosial, dan
sekarang mulai sudah harus mulai menjejakkan kaki di dunia kerja. Dapat disebut cerdas, adaptif, dan melek dengan dunia digital. Di balik itu semua ada sebuah persoalan yang kerap luput dibicarakan "kesehatan finansial".

Ketika berbicara tentang Gen, harus membaca pola perilaku, preferensi gaya hidup, dan kecenderungan konsumsi yang dari sanalah nantinya akan muncul banyak hal menarik (meski kadang mengkhawatirkan).

Meski pada bagian ini kita membahas tema "Estetiknya secangkir Kopi" tetapi kita bukan sedang menyalahkan secangkir kopi. Mari kita jujur-jujuran aja kalau kopi susu harus yang selalu kekinian, langganan member gym meski jarang dipakai, cicilan HP keluaran terbaru, hingga OOTD dari brand lokal (atau thrift yang tetap mahal) semua itu menjadi semacam ‘praktik rutinitas’.

Sebagai generasi yang biasa dikenal "YOLO" (You Only Live Once). Prinsip seperti ini mengakibatkannya agar nikmati aja sekarang, apa dampaknya pikirkan nanti. Dalam konteks keuangan justru ini menjadi bom waktu.

Berdasarkan survei beberapa lembaga keuangan mayoritas Gen Z di Indonesia:

  1. Tidak memiliki dana darurat
  2. Tidak memiliki asuransi-asuransi dasar
  3. Belum menabung untuk tujuan jangka panjang
  4. Tapi aktif bertransaksi karena sifat konsumtif, yang apa-apa tinggal QR.

Apakah ada yang salah? Apakah terlalu boros? Tidak juga. Namun cenderung akan mengutamakan pengalaman hidup sekarang daripada persiapan masa depan. Sehingga kenginan yang seharusnya menjalani hidup secara mapan, memiliki investasi, dan tidak jadi beban. Jalan menuju ke sana terasa berlika-liku.

Harga rumah aja saat ini udah melambung tinggi, biaya hidup semakin naik, belum lagi kebutuhan teknologi (laptop, internet, ponsel) yang merupakan hal wajib, bukan lagi mewah. Penghasilan sebagai fresh graduate seringkali belum mampu mencapai semua itu, sehingga membuat kecemasan soal finansial, merasa tertinggal dari teman seumuran, atau takut tidak akan pernah bisa pensiun dengan tenang. Kecemasan itu sayangnya sering ditutupi dengan gaya hidup yang terlihat mapan agar tidak terlihat di permukaan.

Finansial Itu Gaya Hidup, Bukan Sekadar Angka

Cara terbaik mengajak mereka agar lebih melek finansial adalah dengan membingkai keuangan sebagai bagian dari gaya hidup dengan keren.

Contoh:

  1. Menabung, bukan berarti pelit, tapi “self-love versi dewasa”.

  2. Investasi, bukanlah cara orang-orang zaman dahulu, tapi ini menjadi bagian dari membangun kebebasan.

  3. Dana darurat, bukan untuk menghambat liburan kamu kok melainkan penyelamat saat masa-masa krisis.

Pendekatan ini jauh lebih efektif dibanding presentasi-presentasi tabel Excel yang dipenuhi dengan angka yang cenderung membuat bosan.

Membangun Kebiasaan Finansial yang Lebih Sehat

Sebagai analis, saya percaya bahwa data harus diikuti dengan aksi. Dan untuk Gen Z, berikut beberapa prinsip keuangan sederhana yang bisa menjadi pegangan:

1. Kenali keluar-masuk Keuangan

Buat catatan sederhana dari mana uangmu datang, dan ke mana perginya. Aplikasi finansial seperti Spendee, Money Lover, atau Excel pun cukup. Jika kamu tahu pola belanjamu, kamu bisa tahu di mana boncosnya.

2. Punya Pos Wajib: Tabungan, Dana Darurat, dan Investasi

Sebelum beli barang keinginan, pastikan kamu punya:

  • Dana darurat minimal 3 bulan pengeluaran

  • Tabungan jangka pendek (travel, gadget, dll)

  • Investasi jangka panjang (reksa dana, emas, saham blue chip)

3. Bijak menggunakan Paylater

Paylater itu alat, bukan jalan ninja untuk mendapatkan sesuatu. Maka gunakanlah hanya untuk kebutuhan penting-penting dan pastikan kamu bisa melunasinya tanpa menunda kebutuhan pokok.

4. Jangan Bandingkan Finansialmu dengan Orang Lain

Media sosial itu highlight reel, bukan realita, fokuslah pada progresmu sendiri. Jika kamu bisa menabung Rp100 ribu per minggu, itu sudah langkah yang sangat besar.

5. Mulai dari Kecil, Tapi Konsisten

Jangan menunggu gaji besar baru mulai menabung, dengan penghasilan yang kecil pun kamu udah belajar disiplin sejak dini.

Dengan segala tantangan dan peluang yang ada saat ini, justru menjadi potensi menjadi generasi dengan kesadaran finansial terbaik, asal diberi pendekatan yang tepat.

Kamu tidak harus berhenti minum kopi susu di cafe-cafe yang hedon, atau unfollow akun travel favoritmu. Kamu mulai memisahkan mana yang “life goals” dan mana yang hanya “lifestyle trap.”

Jadi, kalau kamu bisa scroll TikTok berjam-jam, kamu juga pasti bisa scroll laporan keuanganmu. Orang yang keren bukan yang paling sering check-in di coffee shop, tapi yang bisa check saldo dengan keadaan tetap tenang.


_____

Semoga bermanfaat

Post a Comment for " Estetiknya Kopi Susu dan Kesehatan Dompetmu"