Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Yesus dan Maria: Perspektif Islam dan Alkitab

Dalam The Gospel Of Barnabas, beberapa tahun lalu, seorang perawan yang bernama Maria dari keturunan Nabi David dari suku Yudah, telah dikunjungi oleh malaikat Jibril atas perintah Tuhan. Maria dikungjungi oleh malaikat Jibril atas perintah Tuhan. Maria menjalani kehidupan yang suci tanpa dosa, tanpa maksiat, dan tekun dalam Ibadah dengan berpuasa, suatu hari dalam keadaan sendiri, masuklah ke dalam biliknya malaikat Jibril, dan Malaikat Jibril memberi salam kepadanya, dengan ucapan: “Semoga Allah bersamamu, wahai Maria”.

Maria ketakutan ketika didatangi oleh Jibril, namun Jibril berusaha menenangkannya sambil berkata: “Jangan takut Maria, karena engkau sudah memperoleh berkah dari Tuhanmu yang memilihmu menjadi ibu dari seorang nabi, dimana nanti nabi tersebut akan diutus untuk Bani Israel agar mereka dapat berjalan dalam hukumNya dengan sepenuh hati.” Maria pun menjawab: “Lalu bagaimana aku akan dapat mengandung Jabang bayi sedangkan aku tidak pernah bersetubuh dengan laki-laki?”

Dalam Al-Qur’an juga dikatakan, “Dia (Maryam) berkata: ‘Ya Tuhanku, bagaimana mungkin aku akan mempunyai anak, padahal tidak ada seorang laki-laki pun yang menyentuhku?” Dia (Allah) berfirman, “Demikianlah Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki.

Jibril menjawab: Wahai Maria, Tuhan yang menciptakan laki-laki tanpa (perantaraan) seorang laki-laki mampu menciptakan dalam dirimu seorang laki-laki tanpa adanya persentuhan dengan laki-laki, karena tidak ada yang tidak mungkin bagiNya.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Jon Armajani dengan judul “Penafsiran Maria dalam Al-Qur’an dan Alkitab: Sebuah Kontribusi yang mungkin Kerjasama antara Muslim – Kristen?”

Jon Armajani merupakan seorang profesor di Departemen studi Perdamaian di College of Saint Benedict dan Saint John’s University dan penulis Islamis Modern. Ia berusaha untuk mencari persamaan dan perbedaan dari sudut pandang umat Islam dan Kristen dalam memandang Yesus dan Perawan Maria. 

Sebagian besar orang kristen mempercayai bahwa Yesus merupakan sepenuhnya Tuhan dan sepenuhnya manusia, dan ia juga menjalani kehidupan yang sempurna (sesuai yang diyakini orang Kristen). Sedangkan bagi umat Islam, merupakan Nabi yang mengajarkan cinta damai, dan meramal akan kedatangan Nabi Muhammad.

Dalam perspektifnya terhadap Maria, pada hakikatnya orang dari agama Islam maupun Kristen percaya bahwa Maria taat kepada Allah, bermoral, setia dan menjadi teladan positif dalam hal beriman dan bertindak.

Pada artikel kali ini, penulis akan memaparkannya melalui perspektif Katolik Roma, Kristen Ortodoks Timur, Protestan, dan Islam.

  • Maria dalam Katolik Roma

Katolik Roma merupakan sebuah aliran terbesar dalam kristen, pemimpin gerejanya adalah Paus di Vatikan, Paus dianggap sebagai pemimpin tertinggi Gerja Katolik yang memiliki otoritas spiritual dan doktrin. Memiliki hierarki gereja yang kuat dan organisasinya terstruktur secara terpusat.

Menurut katolik Roma, menganggap bahwa Maria terpelihara dari segala dosa, Ibu Yesus tersebut perawan sepanjang hidupnya bahkan setelah melahirkan Yesus, Maria tidak mendapatkan dosa, seperti layaknya manusia pada umumnya.

  • Maria dalam Kristen Ortodoks Timur

Kristen Ortodoks Timur merupakan sebuah aliran yang memiliki sejarah panjang dan sebagian besar berpusat di sekitar wilayah Timur Laut Eropa dan Timur Tengah. Kristen Ortodoks Timur tidak mengakui otoritas paus, gereja diatur oleh Seorang Uskup (pemimpin jemaat lokal) dan Sinode (sidang majelis Gereja yang lazimnya diselenggarakan untuk pembahasan terkait doktrin, tadbir, atau pengajuan permohonan resmi). Terdapat beberapa hal yang mirip dengan ajaran Gereja Katolik Roma, yaitu kesamaan sehubungan pendapat terhadap Perawan Maria. Dalam katolik Roma dan Ortodoks Timur terdapat Tradisi sebagai Perawan “Yang Mahakudus” (“Panagia”).

Tetapi, pada saat yang sama salah satu bidang utama, di mana Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks Timur tidak setuju sehubungan dengan Maria dikandung tanpa noda, dan sebagian ortodoks timur mereka menolak gagasan tersebut.

  • Maria dalam Protestan

Sementara dalam pandangan Protestan, Sebagian besar Protestan menolak Maria dikandung tanpa noda, Karena mereka biasanya memandang diri mereka percaya terhadap perspektif teologis yang sebagian besar didasarkan pada Alkitab. Sedangkan Alkitab itu sedniri tidak mengatakan apapun tentang dikandung tanpa dosa. Ada juga ide ideologis lain yang dianut oleh umat katolik, namun ditolak sebagian besar Protestan ialah tentang Keperawanan Maria bahkan setelah melahirkan Yesus. Maria tidak melakukan hubungan seksual dengan siapa pun, termasuk suaminya Joseph, dan dengan demikian mempertahankan kemurnian perawannya.

Sedangkan dalam Protestan, keperawanan Maria hanya sampai pada kelahiran Yesus, setelah melakukan hubungan seksual dengan Joseph dan memiliki putra-putri yang disebut sebagai saudaranya Yesus.

  • Anglikanisme

Aliran Anglikanisme, terkait dogma Maria dikandung tanpa noda atau diangkat ke surga. Hal ini tidak dapoat diterima oleh kaum Anglikan.

  • Maria dalam Islam

Salah satu hal yang harus diketahui alasan mengapa umat Islam menganggap orang Yahudi dan Kristen sebagai “Ahli Kitab” (Yaitu orang yang memiliki status khusus sebagai monoteis). Karena para nabi Yudaisme dan Kristen menerima pesan dari Tuhan. Dalam Umat Muslim, lebih fokus pada pembahasan bahwa Maria adalah seorang Nabi, ada yang setuju dan tidak setuju tentunya dalam hal ini. Argumen yang mengatakan bahwa maryam seorang nabi adalah maryan menerima pesan langsung dari Tuhan sampai berhasil melahirkan Nabi Isa.

Post a Comment for "Yesus dan Maria: Perspektif Islam dan Alkitab"