Kisah Isra' Mi'raj Nabi Muhammad | Part 1
Kisah Isra' Mi'raj Nabi Muhammad
Pada suatu ketika, saat malam telah
tiba. Kerlap-kerlip bintang di langit cerah menjadi pesona yang begitu
berharga. Menjadi saksi akan kemuliaan seorang manusia.Saat bertepatan tanggal
27 Rajab 11 kenabian, Nabi Muhammad beristirahat tidur menyamping di samping
Hijir Ismail, dekat Baitullah.
Di samping kanan dan kiri beliau ada
dua orang pemuda (Sayyidina Hamzah dan Sayyidina Ja'far bin Abi Tholib).
Tiba-tiba di tempat tersebut, Nabi Muhammad didatangi oleh Malaikat Jibril dan
Mikail. Selain dari dua malaikat itu masih ada satu malaikat lagi, yaitu
Malaikat Isrofil. Ketiga malaikat tersebut membopong Nabi Muhammad ke sumur
Zam-Zam, lalu nabi ditelentangkan di sana. Adapun yang menjadi penanggung
jawabnya adalah Malaikat Jibril.
Di dalam sebuah riwayat dijelaskan
bahwa: Tiba-tiba atap rumah saya tersingkap, lantas malaikat Jibril masuk.
Setelah itu malaikat Jibril membedah/mengoperasi dada Nabi Muhammad yang
dimulai dari bawahnya leher hingga sampai bawahnya perut. Malaikat Jibril
kemudian berucap kata kepada Malaikat Mikail: "Ambillah bokor (piring)
emas yang berisikan air Zam-Zam, saya hendak menyucikan hati dan batinnya
(jantung) Nabi Muhammad. Setelah itu, Malaikat Jibril mengeluarkan hatinya Nabi
Muhammad sampai tiga kali. Dan membuang semua kotoran yang terdapat di dalam
batin Nabi Muhammad. Adapun Malaikat Mikail mondar-mandir sambil membawa bokor
emas yang di dalamnya berisikan air Zam-Zam.
Setelah melakukan semua hal itu,
kemudian membawa bokor emas yang isinya penuh dengan hikmah dan iman.
Selanjutnya isi bokor tersebut ditumpahkan ke dalam hatinya Nabi Muhammad
hingga batin beliau beri penuh dengan sifat: sabar, alim, yakin dan Islam.
Lantas dikembalikan seperti sediakala dan diberikan gelar kenabian oleh kedua
malaikat tersebut.
Selanjutnya Nabi Muhammad disediakan
kendaraan yang namanya itu adalah Buroq, lengkap dengan pelana dan kendalinya.
Buroq merupakan sejenis hewan yang berbulu putih, tinggi melebihi himar dan
lebih pendek dari bighal, sekali melangkah kakinya sejauh mata memandang, kedua
telinganya selalu bergerak-gerak.
Saat naik gunung, kedua sukunya yang
ada dibelakang memanjang. Dan saat turun gunung kedua sukunya yang depan
memanjang. Buroq itu memiliki sepasang sayap di kedua pupuhnya. Kedua sayap itu
berfungsi untuk membantu kecepatan larinya. Buroq berjingkrak-jingkrak
memperlihatkan kekuatannya. Lantas Jibril meletakkan keduatangannya tepat di
kepala Buroq. Dan berkata: "Tidakkah kamu yang paling mulia dihadapan
Allah." Lantas Buroq tersipu malu hingga keringatnya berkucuran
bagaikan rerintik hujan. Dan dia pun tenang hingga Nabi Muhammad naik di atas
punggungnya.
Buroq itu sebenarnya sudah pernah
dinaiki oleh para nabi sebelum Nabi Muhammad. Sa'id bin Musayyap menjelaskan
bahwa: "Buroq itu merupakan kendaraannya Nabi Ibrahim AS yang biasanya
dinaikinya untuk bepergian ke Baitul Haram (mekah)."
Selanjutnya Nabi Muhammad berangkat
dengan didampingi Malaikat Jibril di sebelah kanan dan Malaikat Mikail di
sebelah kiri. Menurut keterangan Ibnu Sa'id: "Jibril bagian memegang
tempat duduknya, Mikail memegang tali kendalinya."
Setelah itu kembali melanjutkan
perjalanannya hingga sampai di kebun kurma, malaikat jibril berkata kepada Nabi
Muhammad: "Saya persilahkan untuk turun, dan bersedialah kiranya untuk
mengerjakan shalat di tempat ini." Selanjutnya Nabi Muhammad turun dan
mengerjakan shalat sunnat dua rakaat, kemudian berangkat kembali. Malaikat
Jibril bertanya kepada Nabi: "Mengertikah engkau Baginda Rasul,
ditempat manakah Baginda Rasul mengerjakan shalat tadi?" Nabi Muhammad
menjawab: "Saya tidak tahu." Jibril berkata: "Baginda
tadi shalat di Thoyyibah (Madinah)... Di tempat itulah kelak Baginda Rasul akan
berhijrah."
Tidak lama kemudian Buroq berangkat
kembali dengan kecepatannya yang sangat kencang. Begitu sekali melangkah,
kakinya sejauh mata memandang bagaikan laksana kilatan halilintar sudah sampai
tempat tujuan. Jibril berkata kepada Nabi Muhammad: "Saya persilahkan
Baginda Nabi untuk turun, dan bersedialah kiranya untuk mengerjakan shalat di
tempat ini." Selanjutnya Baginda Nabi turun dan mengerjakan shalat
sunnat dua rakaat. Kemudian berangkat lagi. Jibril bertanya kepada Baginda
Nabi: "Mengertikah ya Baginda Rasul, di tempat manakah Baginda
mengerjakan shalat tadi?" Nabi menjawab: "Saya tidak
tahu." Jibril berkata: "Baginda tadi mengerjakan shalat di
Madinah di dekat Sajaroh Musa (pohon tempat Nabi Musa berteduh ketika keluar
dari Mesir, sebab dikejar-kejar Raja Fir'un)."
Kemudian Nabi Muhammad berangkat
kembali: Buroq berlari dengan kencangnya dan berhentilah kembali. Jibril pun
berkata: "Saya persilahkan Baginda Nabi untuk turun, dan bersedialah
untuk mengerjakan shalat di tempat ini." Selanjutnya Baginda Nabi
turun dan mengerjakan shalat sunnat dua rakaat. Kemudian berangkat lagi. Jibril
bertanya kepada Baginda Nabi: "Mengertikah ya Baginda Rasul, di tempat
manakah Baginda mengerjakan shalat tadi?" Baginda Nabi menjawab: "Saya
tidak tahu." Jibril berkata: "Baginda tadi shalat di Bukit
Thursina. Tempat munajatnya Nabi Musa AS dan tempat Nabi Musa AS beraudiensi
dengan Allah Swt."
Terus Baginda Nabi melanjutkan
perjalanannya kembali hingga tiba di tanah yang terlihat bangunan gedung-gedung
Negeri Syam berdiri kokoh. Jibril berkata: "Saya persilahkan Baginda
tuk turun, dan bersedialah untuk mengerjakah shalat di tempat ini." Selanjutnya
Baginda Nabi turun dan mengerjakan shalat sunnah dua rakaat.
Kemudian berangkat lagi dan buroq
berlari dengan kencangnya yang bagaikan laksana menyambar-nyambar. Jibril
bertanya kepada Baginda Nabi: "Mengertikah ya Baginda Rasul, di tempat
manakah Baginda mengerjakan shalat tadi?" Baginda Nabi menjawab: "Saya
tidak tahu." Jibril berkata: "Baginda tadi shalat di Betlehem,
tanah tempat Nabi Isa dilahirkan.
Ketika di tengah-tengah perjalanan saat Baginda Nabi masih berada di atas punggung Buroq, tiba-tiba Nabi melihat Jin Ifrrit (jin yang jahat). Yang bergegas mengikut Baginda Nabi dengan membawa sebuah obor. Setiap Baginda Nabi menoleh ke belakang, Jin Iffrit terlihat masih ada. Selanjutnya Jibril berkata: "Apakah Baginda Rasul menginginkan saya untuk mengajari baginda kalimat-kalimat, yang apabila Baginda Nabi baca akan membuat Iffrit tersungkur."
Bersambung
Post a Comment for "Kisah Isra' Mi'raj Nabi Muhammad | Part 1"