Menanam Sawi Putih Ini Hasilnya Maksimal Bikin Untung Besar | BUDIDAYA
Sawi putih adalah tanaman sayuran daun dari keluarga Cruciferae (kubis-kubisan). Tanaman dengan nilai ekonomis tinggi ini konon berasal dari Tiongkok (Cina) dan di benua Asia. Sudah dibudidayakan sejak 2.500 tahun yang lalu.
Sawi putih adalah tanaman sayuran yang memiliki rasa enak dan sumber vitamin A, vitamin B, dan vitamin C. Sayur ini disebut sawi putih dikarenakan warna daunnya yang cenderung putih atau hijau muda.
Untuk membudidayakan sawi putih, ada hal yang harus diperhatikan, yakni:
Kondisi Iklim
Sawi putih termasuk tumbuhan yang menyukai tempat sejuk. Di Indonesia, sawi putih banyak ditanami pada lahan dataran tinggi.
Tanaman ini dipanen sebelum berbunga, Panen ini dilakukan pada keseluruhan bagian tanaman yang di atas permukaan tanahnya.
Iklim atau suhu yang cocok untuk budidaya sawi putih berkisar antara 19°C - 21°C, dengan Kelembaban udara berkisar antara 80% - 90%, curah hujan 1000-1500 mm/tahun dan kondisi permukaan tanah dengan ketinggian 1000 m.
Selain hal diatas, untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam bercocok tanam sawi putih, juga harus memperhatikan bagaimana cara menananm sawi putih yang baik, seperti berikut ini:
1. Bibit
a. Persemaian Benih
Untuk setiap hektar lahan, dibutuhkan benih antara 200-250g. Pembenihan dilakukan dengan menyiapkan media semai berupa tanah yang dicampur pupuk kandang matang dengan perbandingan 3:1 atau 2:1. Media semai tersebut selanjutnya disaring memakai ayakan pasir dan dimasukkan ke dalam bumbungan semai, yakni semacam polybag yang terbuat dari daun pisang. Untuk setiap hektar lahan dibutuhkan bumbungan persemaian sebanyak 34.000 – 35.000 buah.
Langkah berikutnya ialah menyiapkan bedengan tanah sebagai tempat persemaian dengan lebar 100 cm dan tinggi 15 – 20 cm. Bedengan tersebut dilengkapi dengan pembatas di sisi-sisinya yang terbuat dari bilah bamboo atau kayu. Agar jauh dari gangguan binatang dan tempat persemaian juga harus terbuka.
Kemudian siramlah media semai sampai di dasar bumbungan agar kondisinya lembab sehari sebelum penanaman benih. Benih kemudian ditanam satu per satu secara berurutan di tengah media. Penanaman dilakukan dari ujung ke uung agar tidak ada yang terlewat. Setelah benih ditanam, timbunlah permukaan media bumbungan menggunakan media semai setebal 0,5 cm. Gunakan karung, daun pisang, atau plastic untuk menutup bedengan tanah persemaian selama 3 – 4 hari sampai benih tampak mulai berkecambah.
b. Perawatan Semaian
Setelah benih tampak berkecambah, buka penutup bedengan tanah dan siram secara rutin untuk menjaga kelembaban media semaian. Apabila diketahui ada serangan penyakit (bibit rebah karena adanya bercak basah di pangkal batang), semprotlah dengan menggunakan fungisida benlate berdosis 1g/liter air atau orthocide berdosis 3 g/liter air. Kemudian setelah umur 18 – 20 hari atau setelah tumbuh daun 2 lembar, tanam bibit di lahan.
c. Pengolahan Lahan
Gemburkanlah tanah yang akan ditanami menggunakan cangkul agar tanah menjadi remah sehingga aerasi dapat berjalan baik dan zat-zat beracun akan hilang. Kemudian hilangkan rumput-rumputan, dan akar akar, agar agar-akar tanaman sawi putih dapat tumbuh bebas tanpa saingan dalam memperebutkan unsur hara dengan gulma.
Lakukan pengapuran jika pH tanah kurang dari 5,0. Minimal 1 ton untuk setiap hektar Guna membalik dan memecah agregat tanah, pencangkulan atau pembajakan tanah perlu untuk dilakukan.
2. Pemupukan
Jenis pupuk yang diberikan untuk tanawan sawi adalah pupuk kandang atau kompos. Fungsinya adalah sebagai penyedia hara organic guna memperbaiki struktur tanah serta menahan air yang ada di dalam tanah. Jika dibutuhkan, dapat pula ditambah dengan pupuk buatan berupa nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K).
3. Penanaman
Dalam proses penanam terlebih dahulu buat lubang tanam sedalam cangkul atau berukuran sekitar 30 x 30 cm, dengan jarak tanam 50 x 60 cm. Waktu yang baik untuk penanaman adalah pada pagi atau sore hari. Bibit yang segar dan sehat, selanjutnya ditanam pada lubang tanam. Kemudian dimasukkan tanah halus sedikit, lalu tekan dengan perlahan tanah tersebut agar benih berdiri tegak. Siram bibit yang sudah ditanam tersebut dengan menggunakan air sampai benar-benar basah.
4. Pemupukan Susulan
Selama masa pertumbuhan tanaman, lakukan pemupukan susulan sebanyak 2 kal, yakni pada waktu tanaman sawi putih/petsai berumur 2 minggu dan 4 minggu. Pemberian pupuk dilakukan dengan melingkari tajuk tanam sejauh 15-20 cm sedalam 10-15 cm. Perkiraan dosis yang dipakai untuk setiap satu hektar lahan adalah 54 kg urea,117 kg ZA, dan 56 kg KCL.
5. Pemeliharaan
a. Penjarangan dan penyulaman
Penjarangan hanya dilakukan saat tanaman berumur 10-15 hari. Karena umur tanaman yang pendek, yakni 2-3 bulan, penyulaman hampir tidak dilakukan. Namun demikian, Jika ada tanaman yang mati, harus segera diganti dengan bibit yang baru.
b. Sanitasi Lahan
Sanitasi lahan dilakukan 1-2 kali sebelum pemupukan, yakni pada waktu tanaman berumur 2 dan 4 minggu. Sanitasi lahan harus dilakukan dengan hati-hati karena dapat merusak sistem perakaran tanaman.
c. Pengairan
Pengairan atau penyiraman dilakukan 1-2 kali sehari pada fase awal pertumbuhan. Waktu penyiraman yang baik adalah pada pagi hari atau sore hari.
d. Penyemprotan Pestisida
Sebelum hama menyerang tanaman, lakukan penyemprotan pestisida. Penyemprotan dapat juga dilakukan secara rutin setiap 1-2 minggu sekali. Untuk dosis pestisida yang digunakan, tergantung dari tingkat populasi hama.
7. Panen dan Pascapanen
Sawi putih/Petsai yang telah berumur 25-65 hari (tergantung varietas) sudah siap untuk dipanen. Sawi putih/Petsai yang siap panen ini memiliki ciri-ciri: krop kompak dan berukuran besar. Cara memanen sawi putih/petsai dilakukan dengan memotong bagian batang di atas tanah menggunakan pisau tajam. Tanaman yang baik dapat berproduksi 2-3 kg pertanaman.
Hasil panen tersebut selanjutnya dikumpulkan di tempat yang teduh dan terlindung dari hujan serta panas.
Post a Comment for "Menanam Sawi Putih Ini Hasilnya Maksimal Bikin Untung Besar | BUDIDAYA "